Rabu, 30 Maret 2016
Sabtu, 26 Maret 2016
FASE EKSPOSISI, TOKSIKOKINETIKA, DAN TOKSIKODINAMIKA LINGKUP BENGKEL TERHADAP LINGKUNGAN
Berbagai kegiatan industri diantara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selain menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya.
Diantara efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah berbahaya adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya.
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks.
Secara umum rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga fase, yaitu:
(1) fase paparan atau eksposisi,
(2) fase toksikokinetik,
(3) fase toksikodinamik.
Fase paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit. Pada fase toksikokinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorpsi,distribusi, penyimpanan metabolisme dan ekskresi.
2. Perubahan metabolik yang disebut juga biotransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang diserap. namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan bioaktivasi.
Fase
toksikodinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan
tempat kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu
stimulus (rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan
akhirnya menyebabkan efek bagi kesehatan manusia.
Bahaya dari
bahan-bahan pencemar yang mungkin dihasilkan dari proses- proses dalam kegiatan
bengkel mobil terhadap kesehatan yaitu :
• Karbon
Dioksida (CO2)(toxicants)
Fase eksposisi = berupa gas via inhalasi.
Fase toksikokinetika = distribusi penyimpanan dan metabolisme.
Fase toksikodinamika = Hemoglobin akan mengikat CO2 bukan O2 dan dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging selain itu juga dapat menghasilkan hujan asam.
Fase eksposisi = berupa gas via inhalasi.
Fase toksikokinetika = distribusi penyimpanan dan metabolisme.
Fase toksikodinamika = Hemoglobin akan mengikat CO2 bukan O2 dan dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging selain itu juga dapat menghasilkan hujan asam.
• Karbon
Monoksida (CO)(toxicants)
Fase eksposisi = berupa gas via inhalasi.
Fase toksikokinetika = distribusi penyimpanan dan metabolisme.
Fase toksikodinamika = dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.
Fase eksposisi = berupa gas via inhalasi.
Fase toksikokinetika = distribusi penyimpanan dan metabolisme.
Fase toksikodinamika = dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.
• Minyak
pelumas atau oli (toxicants)
Fase toksikokinetika = absorpsi dan penyimpanan metabolisme.
Fase toksikodinamika = pembuangan oli dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan kesungai, kolam atau sawah dan sebagainya. Bahkan mengandung partikel partikel besi halus yang berbahaya bagi tubuh dan organisme lainnya. Oli termasuk limbah B3 dan perlu penangan khusus untuk mengelolanya kembali.
Fase toksikokinetika = absorpsi dan penyimpanan metabolisme.
Fase toksikodinamika = pembuangan oli dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan kesungai, kolam atau sawah dan sebagainya. Bahkan mengandung partikel partikel besi halus yang berbahaya bagi tubuh dan organisme lainnya. Oli termasuk limbah B3 dan perlu penangan khusus untuk mengelolanya kembali.
Langganan:
Postingan (Atom)